Beranda | Artikel
Mengejar Pujian, Menuai Penyesalan! Rugi! – Syaikh Abdullah al-Mayuf #NasehatUlama
Jumat, 28 Maret 2025

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan:

“Barang siapa memperdengarkan (amalnya kepada manusia), maka Allah akan memperdengarkan (aibnya kepada manusia). Dan barang siapa berbuat riya, maka Allah akan mempermalukannya karena riya itu.” (HR. Muslim).

Maksudnya, siapa saja yang sengaja menceritakan amalnya kepada manusia atau berbuat riya di hadapan mereka, maka Allah akan membuka aibnya.

Allah akan menampakkan hakikat dirinya, dan membuka keburukannya, serta menyingkap apa yang tersembunyi di dalam hatinya.

Artinya, orang itu akan diketahui sebagai seseorang yang melakukan sesuatu hanya demi pujian manusia–Laa haula wa laa quwwata illaa billaah!

Oleh karena itu, seseorang harus selalu berusaha menjaga keikhlasan. Salah satu caranya adalah dengan menyembunyikan amal, sebagaimana telah disebutkan. Selain itu, dengan berdoa.

Di antara doa yang dibaca oleh Umar bin Khattab—yang semoga bisa kalian hafalkan. Hafalkanlah!

ALLAAHUMMAJ-’AL ‘AMALII KULLAHU SHOOLIHAN WAJ-’ALHU LIWAJHIKA KHOOLISHOO
(Ya Allah, jadikanlah seluruh amal perbuatanku sebagai amal saleh dan jadikanlah ia ikhlas hanya untuk mengharap wajah-Mu).

Syaikh Ibnu Baz sering berdoa dengan doa:

ROBBI ZIDNII ‘ILMAN WARZUQNIIL BASHIIROTA FIDDIIN, WAL IKHLAASHO FIL QAULI WAL ‘AMAL
(Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku, karuniakanlah kepadaku pemahaman agama, serta keikhlasan dalam ucapan dan perbuatan).

Karuniakanlah kepadaku pemahaman agama, serta keikhlasan dalam ucapan.

Jika seseorang diberi taufik oleh Allah untuk ikhlas—masya Allah—maka Allah akan memberinya pertolongan dan taufik, amalannya akan terus bertambah, tanpa ia menceritakannya pada orang lain.

Namun, jika ia mengotori amalannya dengan riya dan hal-hal yang semisalnya, maka–laa haula wa laa quwwata illaa billaah–ia beramal tetapi tidak memperoleh keuntungan.

Wahai saudara-saudaraku, orang yang berbuat riya sebenarnya tidak memiliki akal sehat. Mengapa demikian?

Karena ia tidak mendapatkan balasan apa pun dari amalnya. Lalu, apa yang ia peroleh? Hanya mendapat satu atau dua kata pujian dari sebagian orang.

Kemudian, jika suatu saat aibnya terbongkar dan rahasianya tersingkap, maka pujian yang dulu ia terima akan berubah menjadi celaan.

====

وَفِي الْحَدِيثِ الْمُخَرَّجِ فِي مُسْلِمٍ

مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ

يَعْنِي مَنْ سَمَّعَ النَّاسَ وَرَاءَى النَّاسَ كَشَفَ اللَّهُ سِتْرَهُ

وَأَظْهَرَ خَبَرَهُ وَفَضَحَهُ وَأَظْهَرَ مَا فِي سَرِيرَتِهِ

يَعْنِي يُعْلَمُ الشَّخْصُ الَّذِي يَعْنِي يَقْصِدُ النَّاسَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

لِهَذَا يَنْبَغِي لِلْإِنْسَانِ دَائِمًا أَنْ يَحْرِصَ عَلَى أَسْبَابِ الْإِخْلَاصِ كَإِخْفَاءِ الْعَمَلِ كَمَا ذُكِرَ وَالدُّعَاءُ يَا إِخْوَة

وَكَانَ مِنْ دُعَاءِ عُمَرَ دَعْوَةٌ لَعَلَّكُمْ تَحْفَظُونَ وَاحْفَظُوهَا

اللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِي كُلَّهُ صَالِحًا وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصًا

كَانَ الشَّيْخُ ابْنُ بَازٍ يُكْثِرُ مِن الدَّعْوَةِ

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِي الْبَصِيرَةَ فِي الدِّيْنِ وَالْإِخْلَاصَ فِي الْقَولِ وَالْعَمَلِ

وَارْزُقْنِي الْبَصِيرَةَ فِي الدِّيْنِ وَالْإِخْلَاصَ فِي الْقَولِ

إِذَا وُفِّقَ الْإِنْسَانُ لِلْإِخْلَاصِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَعَانَهُ اللهُ وَوَفَّقَهُ وَنَمَى عَمَلُهُ وَسَكَتَ

أَمَّا إِذَا شَابَ عَمَلَهُ مَا شَابَهُ مِنَ الرِّيَاءِ وَمَا أَشْبَهَهُ فَإِنَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ يَعْمَلُ وَلَا يَرْبَحُ

وَالْمُرَائِي يَا إِخْوَانُ لَا عَقْلَ لَهُ لِمَاذَا؟

مَا يَأْخُذُ عَلَى عَمَلِهِ ثَمَنَهُ مَاذَا يَأْخُذُ؟ كَلِمَةً وَكَلِمَتَيْنِ يَقُولُهَا بَعْضُ النَّاسِ

ثُمَّ إِذَا فُضِحَ وَظَهَرَ أَمْرُهُ انْقَلَبَ مَدْحُ النَّاسِ لَهُ مَاذَا يَا إِخْوَانُ ذَمَّهُ


Artikel asli: https://nasehat.net/mengejar-pujian-menuai-penyesalan-rugi-syaikh-abdullah-al-mayuf-nasehatulama/